PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan Sains dan Teknologi di zaman ini semakin
terasa pesat dan diperlukan manusia. Manusia modern sudah sangat bergantung
kepada produk-produk sains dan teknologi. Sukar untuk dibayangkan manusia
modern hidup tanpa menggunakan produk-produk sains dan teknologi. Keperluan
hidup harian manusia modern mulai dari makan, minum, tidur, tempat tinggal,
tempat bekerja, alat-alat transportasi, sampai alat-alat komunikasi, alat-alat
hiburan, kesehatan dan semua aspek kehidupan manusia tidak terlepas daripada
menggunakan produk sains dan teknologi.Manusia mengakui bahwa sains dan teknologi memang telah mengambil
peranan penting dalam pembangunan peradaban manusia. Penemuan-penemuan sains
dan teknologi telah memberikan bermacam-macam kemudahan pada manusia.
Perkembangan iptek yang sangat pesat pada saat ini, seharusnya disertai oleh etika,
akal dan tujuan yang baik sehingga menghasilkan akhlak yang bermanfaat bagi
kehidupn manusia.
1.2 Rumusan masalah
Bagaimana
pandangan islam terhadap akhlak/etika dalam pengembangan saintek ?
1.3 Tujuan
Dapat mengetahui
bagaimana pandangan islam terhadap akhlak/etika dalam pengembangan saintek.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PengertianAkhlak
Apabila seseorang memiliki aqidah yang benar dan
kokoh, maka ia akan mudah melaksanakan syari’ah secara konsisten. Selanjutnya,
aqidah dan syariah akan membuahkan akhlaq.
Akhlak adalah perilaku manusia yang nampak maupun
yang tidak nampak seperti kegiatan hati.
Akhlak bukanlah sebatas sopan santun kepada sesama manusia tetapi lebih luas
lagi, yakni meliputi hubungan dengan Allah (Hablum minallah), hubungan dengan
sesama manusia (Hablum minannas), dan hubungan dengan alam sekitar (Hablum minal ‘alam).Akhlak yang baik akan
mengangkat manusia ke derajat yang tinggi danmulia.
Akhlakyang buruk akan membinasakan seseorang insan dan
juga akan membinasakan ummatmanusia. Manusia yang mempunyai akhlak yang buruk
senang melakukan sesuatuyang merugikan orang lain. Senang melakukan kekacauan,
senang melakukanperbuatan yang tercela, yang akan membinasakan diri dan
masyarakat seluruhnya.Nabi S.A.W.bersabda yang bermaksud: "Orang Mukmin
yang paling sempurna imannyaialah yang paling baik akhlaknya."(H.R.Ahmad)
Nabi S.A.W.bersabda yang maksudnya:"Sesungguhnya
aku diutus adalah untukmenyempurnakan budipekerti yang mulia."(H.R.Ahmad)
Wa innaka la'ala khuluqin 'adzim, yang artinya:
”Sesungguhnya engkau (Muhammad)berada di atas budi pekerti yang agung” (Al
Qalam:4)
2.2 Karakteristik
dari Akhlak
Yusuf
Al-Qardhawi, berpendapat bahwa ada tujuh karakteristik dari akhlak Islam:
1.
Akhlak itu Mampu untuk difahami
Islam selalu bersandar pada penilaian yang logis dan
alasan yang dapat diterima oleh akal yang lurus dan naluri yang sehat, yaitu dengan
menjelaskan kebaikan dibalik apa yang diperintahkan-Nya dan kerusakan dari
terjadinya apa yang dilarang-Nya.Walaupun harus mampu untuk dilogiskan namun,
jangan sampai fikiran logis kita bertentangan dengan wahyu yang sudah ada.
2.
Moral yang Universal.
Moral dalam Islam berdasarkan karakteristik manusiawi
yang universal, yaitu larangan bagi suatu ras manusia berlaku juga bagi ras
yang lain, bahkan umat Islam dan umat-umat yang lain adalah sama dihadapan
moral Islam yang universal. Dalam surat Al-Maidah ayat 8 :
”Dan janganlah sekali-kali
kebencianmu terhadap suatu kaum mendorong kamu untuk berlaku tidak adil.Berlaku
adillah, karena adil itu lebih dekat kepada taqwa.”
3.
Kesesuaian dengan Fitrah
Islam datang dengan membawa suatu yang sesuai dengan
fitrah dan tabiat manusia serta penyempurnaannya. segala yang telah
digariskan-Nya.Islam menjadikan mulia dan membuat batasan hukum untuknya agar
dapat memelihara kebaikan masyarakat dan individu manusia itu sendiri.
Kita dilahirkan dengan fitroh kita
sebagai makhluknya maka kita harus berbuat sesuai dengan apa fitroh kita
sebagai makhluk maka hendaknya kita patuh kepada yang menciptakan kita yaitu
Allah SWT.
4.
Memperhatikan Realita.
Penyesuaian dengan keadaan yang ada dan Al-Qur’an
tidak membebankan kepada manusia suatu kewajiban untuk mencintai
musuh-musuhnya, karena hal ini merupakan sesuatu hal yang tidak dimiliki jiwa
manusia, akan tetapi Al-Qur’an memerintahkan kepada orang-orang mukmin untuk
berlaku adil kepada musuh-musuhnya, supaya ras permusuhan dan kebencian mereka
terhdap musuh-musuhnya tidak mendorong untuk melakukan pelanggaran terhadap
musuh-musuh mereka.
5.
Akhlak itu Positif.
Islam menganjurkan kita kuatakan, keyakinan dan
cita-cita, melawan sikap ketidakberdayaan dan pesimisme, malas serta segala
bentuk penyebab kelemahan.Maka, kita hendaknya harus mempunyai sikap yang
optimis, dan selalu semangat dalam menghadapi arus dunia ini.
6.
Akhlak itu Komprehensif (Menyeluruh)
Islam mengajarkan bahwa hubungan kita dengan Tuhan,
hubungan kita dengan sesame manusia, dan hubungan kita dengan diri kita sendiri
serta alam itu semua dapat terlihat dengan akhlak yang kita gunakan untuk
membangun hubungan tersebut.
7.
Tawazun (Keseimbangan)
Tawazun dalam etika Islam yaitu menggabungkan sesuatu
dengan penuh keserasian dan keharmonisan, tanpa sikap berlebihan maupun
pengurangan.Sesuai dengan kadarnya.
2.3
Faktor Pembentuk Akhlak
1.
Suara Batin
Dalam diri
manusia terdapat suatu kekuatan yang sewaktu-waktu memberikan peringatan jika
tingkah laku manusia berada di ambang bahaya dan keburukan. Kekuatan tersebut
adalah ‘suara batin’. Fungsi dari suara batin itu ialah memperingatkan
bahayanya perbuatan buruk dan berusaha mencegahnya, serta sebaliknya juga
merupakan kekuatan untuk mendorong manusia melakukan perbuatan baik.
2.
Kebiasaan
Salah satu
faktor penting dalam tingkah laku manusia adalah kebiasaan. Kebiasaaan
merupakan perbuatan yang selalu diulang-ulang sehingga menjadi mudah
dikerjakan. Contoh kebiasaan positif yaitu shalat Tahajjud, sedangkan contoh
negatifnya misalnya merokok.
3.
Lingkungan
Salah satu factor yang turut
menentukan kelakuan seseorang atau suatu masyarakat adalah lingkungan.
Lingkungan merupakan sesuatu yang melingkungi manusia, misalnya tumbuhan, udara
dan manusia lainnya.
2.3 Akhlaq
dan Aktualisasinya dalam Kehidupan
Secara garis besar ajaran akhlaq islam meliputi 2 wilayah
pembahasan, yaitu akhlaq manusia dengan Allah SWT. Dan akhlaq manusia dengan
sesama ciptaan-Nya. Akhlaq manusia dengan sesama ciptaan Allah SWT. Dibagi
menjadi 2 bagian yaitu akhlaq antara manusia dengan manusia dan akhlaq antara
manusia dengan lingkungan hidup.
1. Akhlaq Terhadap Allah SWT.
Pola hubungan yang harus dibangun
antara manusia dengan Allah SWT diantaranya yaitu:
a. Mentauhidkan Allah.
Yaitu
mengesakan-Nya baik dalam zat, asma’ washiffat maupun af’al (perbuatan-Nya)
serta menjauhkan diri dari perbuatan syirik yang bisa menghancurkan sendi-sendi
moral dan kehidupan manusia.
b. Bertaqwa.
Memelihara
diri dari siksaan Allah dengan mengikuti segala perintah dan menjauhi segala
larangan-Nya. Dalam Firman-Nya “Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah
kepada Allah dengan sebenar-benar taqwa kepada-Nya, dan janganlah sekali-kali
kamu mati melainkan dalam keadaan beragama islam”(QS. Ali Imran 3: 102)
c. Ikhlas
Ikhlas
adalah berbuat tanpa pamrih, hanya semata-mata mengharap ridha Allah SWT. Niat
yang ikhlas harus diikuti dengan kualitas amal yang sebaik-baiknya.
“Sesungguhnya
Allah SWT menyukai, bila seseorang beramal, dia melakukannya dengan
sebaik-baiknya…” (HR. Baihaqi)
d. Tawakal
Adalah
membebaskan hati dari segala ketergantungan kepada selain Allah dan menyerahkan
segala keputusan hanya kepada Allah SWT. Tawakal harus diawali dengan kerja
keras dan usaha maksimal (ikhtiar).
e. Syukur
Ialah
memuji si pemberi nikmat atas kebaikan yang telah dilakukannya. Syukur harus
melibatkan tiga dimensi yaitu hati, untuk ma’riffah dan mahabbah, lisan untuk
memuja dan menyebut asma Allah dan anggota badan untuk menggunakan nikmat yang
diterima sebagai sarana untuk taat kepada Allah dan menahan diri dari maksiat
kepada-Nya
2. Akhlaq Terhadap Rasulullah Saw.
Akhlaq Terhadap Rasulullah Saw
adalah cara kita berinteraksi secara tidak langsung kepada Rasulullah Saw. Yang
meliputi tata cara kita bersikap kepada beliau dan tata cara kita berinteraksi
dengan segala sesuatu yang dibawanya. Contoh akhlaq terhadap Rasulullah
diantaranya adalah mencintai dan memuliakannya. “janganlah kamu cela
sahabat-sahabatku. Andaikata seseorang diantara kamu memberikan infaq emas
sebesar gunung Uhud, tidak akan sampai menyamai satu mud (infaq) salah seorang
diantara mereka, bahkan setengah mud pun tidak.” (HR. Bukhari).
3. Akhlaq Pribadi
Menurut imam Al Ghozali, “Akhlaq
adalah sebuah keadaan yang tetap dalam jiwa yang darinya lahir
perbuatan-perbuatan dengan mudah tanpa membutuhkan pemikiran lagi”. Perilaku
seseorang akan mencerminkan akhlaq yang baik manakala selalu dilandasi dengan
nilai-nilai yang universal sudah diterima baik dalam pandangan manusia maupun
dalam pandangan Allah SWT. Oleh karenanya setiap muslim harus menginternalisasi
nilai-nilai atau sifat-sifat itu ke dalam dirinya sehingga menjadi bagian dari
kepribadiannya. Nilai-nilai itu diantaranya shidiq, amanah, istiqomah, iffah,
tawadhu’, malu, sabar, pemaaf dan sebagainya.
4. Akhlaq Terhadap Sesama Manusia
Ajaran islam selain mengatur
interaksi manusia dengan Allah SWT. Juga mengatur interaksi antara manusia
dengan manusia. Diantara bentuk-bentuk interaksi itu adalah interaksi anak
dengan kedua orang tuanya, interaksi dengan keluarga dan interaksi dengan
masyarakat.
a. Akhlaq kepada ibu bapak
Ajaran
islam menempatkan orang tua pada posisi yang sangat istimewa sehingga berbuat
baik terhadap keduanya menempati posisi yang sangat mulia dan sebaliknya
durhaka terhadap keduanya menempati posisi yang sangat hina.
“Dan
kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada kedua ibu bapaknya,
ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah dan
menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepadaKu dan kepada kedua orang ibu
bapakmu, hanya kepada-Ku-lah kembalimu.” (QS. Lukman 31: 14)
b. Akhlaq kepada keluarga
Akhlaq kepada keluarga adalah
mengembangkan kasih saying di antara anggota keluarga yang diungkapkan dalam
bentuk komunikasi. Komunikasi dalam keluarga diungkapkan dalam bentuk perhatian
baik melalui kata-kata, isyarat-isyarat maupun perilaku.
c. Akhlaq terhadap masyarakat
Dalam kehidupan sehari-hari, seorang
muslim haruslah berhubungan baik dengan masyarakat, karena manusia secara fitri
itu sebagai makhluk sosial. Agar tercipta hubungan baik sesame muslim dalam masyarakat,
setiap orang harus mengetahui hak dan kewajibannya masing-masing sebagai
anggota masyarakat. Hal ini tercermin dalam sebuah hadits Nabi Saw:
“Kewajiban seorang muslim atas
muslim lainnya ada lima: menjawab salam, mengunjungi orang sakit, mengiringi
jenazah, memenuhi undangan, dan menjawab orang bersin” (HR. Khamsah)
5. Akhlaq Kepada Lingkungan Hidup
Agama islam diturunkan sebagai agama
rahmatan lil alamin, artinya agama islam bukan hanya ditujukan untuk
orang-orang islam, tapi untuk seluruh alam. Termasuk juga semua makhluk hidup
yang ada di muka bumi ini.
“Tidaklah Kami mengutus engkau
(Muhammad) melainkan untuk menjadi rahmat bagi seluruh alam”. (QS Al-Anbiya’
21: 107)
2.4 Etika dalam pengembangan saintek
Di era
modern perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat berpengaruh bagi
kehidupan manusia terutama etika masyarakat dengan berkembangnya sain dan
teknologi. Perkembangan IPTEK akan terus berkembang dari waktu ke waktu yang
diikuti dengan perkembangan seni. IPTEK dan seni juga sangat berpengaruh bagi
agama, salah satunya agama Islam. Islam sangat memperhatikan IPTEK dan seni
dalam kehidupan umat manusia. Keberadaan IPTEK, seni, dan manusia yang tidak
akan pernah bisa terpisahkan tersebut kemudian memunculkan beberapa dampak
terhadap kehidupan manusia didunia. Baik dampak positif maupun dampak negatif
negative.Al-quran sebagai sumber etika menjelaskan bahwa pada teknologi harus
terkandung muatan etika yang selalu menyertai hasil teknologi pada saat akan
diterapkan. Sungguhpun hebat hasil teknologi, namun jika diniatkan untuk
menghancurkan sesama manusia, menghancurkan lingkungan, maka sangat dilarang di
dalam Islam. Jadi teknologi bukan merupakan sesuatu yang bebas nilai. Demikian
pula penyalahgunaan teknologi merupakan tindakan zhalim yang tidak patut untuk
dilanjutkan. Oleh sebab itu teknologi harus dapat dimanfaatkan baik langsung
ataupun tak langsung untuk membantu mendapatkan kemudahan, amar ma'ruf nahi
munkar. Dan bukan untuk merusak, sehingga menimbulkan bencana, sebagaimana
firman-Nya dalam surat al-Qoshosh: 77.
“Dan raihlah
apa yang dianugrahhan Allah kepadamu untuk kebahagiaan kampung akhirat, tetapi jangan sekali-kali kamu
mengabaikan nasibmu di dunia. Dan berbuat baiklah sebagaimana Allah telah
berbuat baik kepadamu. Dan janganlah kamu berbuat kerusakan di muka bumi,
sesungguhnya Allah tidak suka kepada orang yang berbuat kerusakan.”Islam dengan
kitab suci al-quran, sesungguhnya memberikan etika dan tujuan pengembangan
iptek yang seara sistematis dapat dibagi dua, pertama, untuk membantu manusia
mendekatkan diri kepada allah SWT(subhanu wa ta’ala) dan kedua membantu manusia
dalam menjalankan kekhalifahannya di muka bumi
2.5.
AL-qur’an sebagai Wujud Produk Saintek
ALLAH SWT
Al-Quran
merupakan produk Saintek Allah yang diturunkan kepadamanusia untuk menuntun
manusia akan jalur-jalur riset yang perlu ditempuh,sehingga manusia memperoleh
hasil yang benar. Di sini fungsi al-Quran sebagai hudan memberikan kecerahan
pada akal manusia, sehingga manusia merasalapang di hadapan Allah yang Maha
Luas. Kebenaran hasil riset ini dapat diukur dari kesesuaian antara akal dengan
naql. Kerja akal yang sesuai dengan naql inidapat dikategorikan sebagai ibadah
kepada Allah SWT dan sekaligus turutmengisi definisi ijtihad dalam arti umum
yang memiliki nilai yang sangat besar sebagaimana yang dikatakan oleh Ali
R.A.“Berpikir satu saat lebih baik daripada beribadah selama 1 tahun”.
Delapan
prinsip pengembangan IPTEK pemberdayaan Mustahik berbasis sunnatullah sebagai berikut :
1. Prinsip
pertama: bahwa sunnatullah adalah kita yakini sebagai ciptaanAllah SWT, yang
berukuran, tidak berubah-ubah dan obyektif.
2. Prinsip
kedua: ada tatanan alam yang teratur di dunia , baik natural maupunsosial. Kata
Einstein, bahwa Tuhan menciptakan alam ini bukan sepertimelempar dadu.
3. Prinsip
ketiga: merupakan pendekatan ilmiah ketiga, yaitu bahwa dunia iniadalah tertata
menurut ukuran (qadar kauniyah) tertentu secaramatematis , baik geometrik,
aljabar maupun statistic.
4. Prinsip
keempat: bahwa tatanan natural maupun social bersifat sederhanamengikuti
prinsip parsimony, tidak rumit dan bersifat global.
5. Prinsip
kelima: merupakan pendekatan ilmiah kelima, yaitu bahwakeberadaan dunia natural
maupun social mengikutiprinsip kausalitasqadarkauniyah(segala sesuatu memiliki
ukuran dan terjadi menurut sebabnya,Qur‟an, Al Kahfi, 18 :84-85).
6. Prinsip
keenam: prinsip adanya perubahan (Qs, Ar Ra‟d, 13: 11) yangdiarahkan oleh Allah
SWT. merupakan prinsip keberadaan fenomena naturalmaupun social yang keenam.
Contah air bisa berubah menjadi padat ketika
BAB
III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat
disimpulkan bahwa akhlak ataupun budipekerti memegang peranan penting dalam
kehidupan manusia. Akhlak yang baik akan mengangkat manusia ke darajat yang
tinggi serta mulia dan manusia yang mempunyai akhlak yang buruk senang
melakukan sesuatu yang merugikan orang lain. Senang melakukan kekacauan, senang
melakukan perbuatan yang tercela, yang akan membinasakan diri dan masyarakat
seluruhnya.
Dengan
terus berkembangnya IPTEK juga akan mempengaruhi akhlak
manusianya serta IPTEK dan seni juga sangat berpengaruh bagi agama,
salah satunya agama Islam.
Sungguhpun hebat hasil teknologi, namun jika diniatkan untuk
menghancurkan sesama manusia, menghancurkan lingkungan, maka sangat dilarang di
dalam Islam
3.2
Saran
Sebagai seorang muslim alangkah
baiknya apabila kita melaksanakan akhlak yang mulia karena kita adalah umat
Muhammad SAW yang diturunkan Allah sebagai penyempurna akhlak manusia di bumi.
DAFTAR
PUSTAKA
Abdullah
Yatimin, Studi Akhlak dalam Perspektif Al-qur’an, Jakarta: Amzah, 2007.
Ahmad Amin, Etika Ilmu Akhlak, Jakarta: Bulan Bintang, 1993, hlm 63.
Amin Ahmad, Etika Ilmu Akhlak, Jakarta: Bulan Bintang, 1993.
Asmaran,
Pengantar Studi Akhlak, Jakarta: Raja Grafindo, cet. 2, 1994, hlm 25-26.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar